Heteropaternal Superfecundation

Published by admin on

Tidak jarang melihat anak-anak kucing memiliki warna bulu yang berbeda dari saudara dan induknya. Hal tersebut tidak terjadi begitu saja atau memang secara acak setiap induk akan melahirkan beberapa anak kucing dengan warna bulu berbeda-beda.

Pada beberapa sumber hal tersebut dikarenakan genetika. Misalkan A bertemu B, bisa menghasilkan A, B atau campuran AB. Belum lagi ditambah adanya gen dominan dan gen resesif sehingga menyebabkan warna yang berbeda dan kendala pigmen yang mengatur warna bulu kucing. Ditambah kondisi kecenderungan dimana karakteristik ibu akan turun ke anak laki-laki dan sebaliknya. Hal tersebut akan membuat penyilangan setiap bagian dari dua kucing menghasilkan anak-anak kucing dengan warna bulu dan ras kucing berbeda.

Selain itu juga dikarenakan superfetasi atau multiple fathers. Dalam dunia medis disebut dengan heteropaternal superfecundation atau superfetasi. Dikutip dari hellosehat.com, Superfetasi adalah kejadian langka di mana sebuah janin terbentuk dalam rahim yang tengah mengandung janin lain dari pembuahan yang lebih dulu. Maka, ia akan mengandung dua janin yang beda usia. Akan tetapi, kedua janin yang dikandung bukan bayi kembar. Hal itu dikarenakan si induk dihamili oleh beberapa kucing jantan dalam satu periode ovulasi.

Sumber: Google.com

Berbeda dengan manusia, masa subur atau ovulasi perempuan terjadi setiap bulan di dalam siklus menstruasi, sedangkan ovulasi kucing betina terstimulasi oleh proses kawin. Kucing betina barulah memiliki masa subur bila melakukan proses kawin. Proses kawin itu sekaligus menjadi induksi untuk merangsang indung telur melepaskan sel telur yang siap dibuahi oleh sel sperma. Ini disebut ovulasi induksi.

Dengan demikian, jika kucing betina tidak melakukan proses kawin, ia tidak punya masa subur. Oleh rangsangan proses kawin, sel telur akan dilepaskan dari indung telur kira-kira 20-50 jam setelah proses kawin. Itulah waktu masa subur kucing betina di mana sel telurnya siap dibuahi oleh sel sperma kucing jantan. Sementara kucing bisa kawin 10 kali dalam 1 jam, bahkan selama masa birahi kucing bisa kawin sampai 50 kali. Inilah yang menyebabkan anak-anak kucing betina dapat memiliki ayah yang berbeda-beda.

Setiap masa subur, sel telur yang dilepaskan akan dibuahi oleh sel sperma yang sedang ada di saluran reproduksi. Pada masa subur pasca proses kawin berikutnya indung telur mengeluarkan lagi sel telurnya. Sel telur itu dibuahi lagi oleh sel sperma kucing jantan lain.

Maka, jadilah anak-anak kucing di dalam satu kandungan saling berbeda ayah. Pembuahan sel-sel telur oleh sel-sel sperma yang berasal dari jantan-jantan yang berbeda. Jadi tiap anak kucing adalah saudara kembar satu ibu tapi memiliki ayah yang berbeda.

ilustrasi Heteropaternal Superfecundation
Sumber: Google.com

Fenomena Heteropaternal Superfecundation tidak hanya terjadi pada kucing saja. Mamalia lain juga mengalaminya, seperti misalnya anjing, sapi, dan meski sangat langka terjadi pada manusia.

Source: kumparan.com, kompasiana.com, id.quora.com, brainly.co.id

Categories: Cat

0 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll Up